malam semakin larut....lamat2 terdengar suara "aaahhs...aaahss".
sesekali bunyi ranjang yang sudah reot bertalun-talun, bergantian dengan suara desahan itu.
Asep yang saat itu masih berusia 5 tahun sangat bingung sekali.
Dia menggaruk-garuk dengkulnya, pertanda dia dalam kondisi bingung sekali.
Suara itu adalah suara Hantu Warsita. Asal muasal suara tersebut dimulai 10 tahun yang lalu.
ketika warsita masih menjadi vokalis dangdut idola kampung.
Suaranya masih merdu, dan membiuskan para perjaka kampung.
Sekali tarik suara, bakal banyak saweran yang dikantonginya. Satu kali pentas untuk hidup satu bulan. Tapi kini...
Warsita bukan seperti yang dulu. Penduduk desa masih ingat betul peristiwa 10 taun yang lalu . .
Saat itu, bulan purnama bersinar terang di waktu tengah malam.
seperti malam-malam yang laen dia bernyanyi bak sinden panggung menghibur para penonton.
Di gelapnya arena penonton di depan panggung, ada sepasang mata yang memicing. Menyelidik.
Tatapannya penuh nafsu memandang lekuk tubuh warsita yang memang mempesona.
Saat pertunjukan selesai, panggung dibongkar dan penonton bubar, lelaki itu bergeming di tempatnya...
Ia menunggu saat yang tepat untuk masuk ke kamar ganti warsita.
Warsita tidak sadar ada bahaya yang mengancamnya...
dia justru melantunkan lagu 'Madu & Racun' versi dangdut banyumasan favoritnya.
Warsita terus bersenandung sembari melangkah kemayu ke kamar gantinya.
Lelaki itu semakin berhasrat ketika melihat warsita berjalan, bak peragawati pikirnya. Ia pun terus mengikutinya sampe kamar ganti.
Dan disanalah Warsita melihat sosok besar dalam bayangan hitam.
Si lelaki ternyata tadi leluasa masuk karena Warsita lupa mengunci pintu.
Warsitapun menjerit keras.
dan kejadian yang menggemparkan jagat perdangdutan itupun terjadi.
gelap mata, si lelaki memperkosa warsita...
sampai Warsita keenakan.
dan berteriak teriak, "lagi mas, lagiiii,".
Laki2 itu dengan kasar membekap mulut warsita sambil meracau "ayo kelon , ayo kelon".
ditengah-tengah..narsisnya kambuh "kamu mau minta tanda tangan saya tidak?".
Si lelaki seram itu tak mengindahkan kata2 warsita. melihatnya, warsita yg tadinya senang jadi marah.
hingga racauan pria itu begitu membekas dalam ingatan Warsita.
Warsita mendorong tubuh si lelaki yang sedang menindihnya hingga terjengkang.
Kemudian dia berusaha melarikan diri, namun Lelaki itu segera bangkit dan menubruknya kembali.
Di kamar yang cukup gelap, terlihat kilatan di pinggang si lelaki. Itu adalah sebuah golok!
sebuah golok tribal yang dibelinya dari pepeng si jagoan kampung.
Tetapi kaki Warsita yang licin karena lotion malam, membantunya lolos dari tangan pria hitam itu.
Si lelaki tak mau kalah. Dengan kalap ia memburu Warsita...
Hasrat yang belum tuntas, membuat laki2 itu terus mencoba mengejar warsita, berbekal golok tribal ditangannya.
Dan malam yang gelap memihak Warsita. Pria itu menabrak pohon pisang.
tak habis akal, si pria hitam menelpon satu lagi temannya yang bernama.
Wagimin.
Sementara si pria hitam bicara dengan Wagimin, Warsita terus berlari. Ia masuk ke kuburan yang...
Suram dan kelam. Tak sengaja kakinya terantuk batu, ia tak bisa berlari lagi.
Kini bahaya menjadi berlipat untuk Warsita. Si pria hitam dan Wagimin mengejarnya...
Warsita merangkak-rangkak menuju sebuah pohon durian, dan menggoyangkan pohon itu.
Si pria hitam dan Wagimin menyeringai berbarengan.
Tiba tiba jatuhlah satu buah durian tua di kepala:
Wagimin si penggemar durian.
Dan sebuah lagi mengenai kepala warsita, sampai darahnya mengucur deras.
Keuntungan bagi si pria hitam. Ia menghunus golok tribalnya.
Disitulah akhir dari karir cemerlangnya dan yang mengawali karir barunya sebagai hantu kelon.
Ia tebas badan Warsita dengan goloknya berkali2...
Sekarang baru dia menyesal kenapa tadi tidak minta tanda tangan.
Tapi ternyata, karena gelap, Pria hitam salah tebas.
Ia menebas pohon durian. Buah berduri tajam itu berjatuhan ke tubuh Warsita.
Warsita dilarikan ke RSUD Wates.
Pria hitam itu melihat warsita masih bernafas. Dengan sisa hasrat nya ia menggoyang2 kan badan warsita, sambil berteriak "Ayo kelon, Ayo kelon".
Sesampai di Wirosaban, eh, Wates ding, nyawa Warsita sudah tak tertolong...
sampai seorang dokter tampan bernama Herman datang.
Ia memberi nafas bantuan untuk Warsita yang tengah kritis...
Namun terlambat. Warsita pun menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan dokter herman yang tampan. Sambil mengenalkan diri, "halo saya warsita, dari wonogiri".
Arwah Warsita penasaran dan ia pun menjadi hantu.
Yang dikenal dengan hantu Warsita.
Itu semua karena Ia masih penasaran dengan nafas buatan dari dokter herman.
Konon, ia akan muncul di setiap pertunjukan dangdut di Wates.
dan menyanykan lagu khas nya:
"Wer ewer ewer ewer ewer....".
Juga "ayo kelon", disertai dengan muka mesum dan goyang aduhai. Tak lupa ia akan mengajak berkenalan pria yang ditemuinya.
Banyak pria tak sadar bahwa tubuh bahenol Warsita adalah ilusi; itu karena dia adalah hantu!
Dia akan terus berjalan menyusuri tiap jengkal tanah, sampai dia menemukan pria idaman nya yang tampan, dokter herman, meminta kembali nafas buatan yang belum tuntas.
Saat bibir Warsita berpagut dengan bibir si korban, akan terdengar desahan yang, alih2 mesum, malah menyeramkan.
Sekian.
Itulah penuturan Mbah Jiwo kepadaku tentang hantu mendesah.
Cerita tentang hantu pemijat akan diceritakan di lain waktu dan lain kesempatan.
Pelajaran yang bisa diambil adalah "hati-hati dengan setiap laki-laki bernama herman, apalagi klo profesinya dokter".
Tapi kalau profesinya bloger tidak apa.
Dan juga, jangan nanggap dangdut kalau Anda penduduk Wates.
Bagaimana dengan nanggap Orkes Melayu?
Itupun sama saja, karena musik itu bisa untuk goyang.
Kalau nanggap kroncong boleh?
Tergantung yang nonton. Kalau Lansia nampaknya tidak ngefek.
Saat ini para lansia butuh hiburan yang membuat hidup mereka makin energik.
hiburannya adalah?
Tidur dan istirahat yang cukup.
Sekian dan selamat malam. Selamat tidur.
Sementara itu, di luar matahari bersinar dengan teriknya, mengiringi berakhirnya cerita garing dan tidak menyeramkan ini.
Di cuaca yang demikian ekstrim maka disarankan untuk beristirahat dan tidak melakukan aktifitas apapun di luar.
Karena sengatan sinar matahari tidak baik bagi kulit.
dan warsita pun tertidur kelelahan bergentayangan di malam harinya. -FIN-.
Desahan Tengah Malam II : Bangkitnya Hantu Warsita.
Malam itu, asep yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 27 terjaga dari tidurnya. Hujan deras dan petir menggelegar membuat suasana makin mencekam.
Dari sudut kanan matanya berkelebat sosok putih melayang sekilat cahaya. Asep berucap mantra, "Mit Amit Amit, Komat Kamit Ngusir Demmit!!". Hwarakadaaah, hantu warsita malah muncul seketika, "Hihihihihihihihihihihihih...", tawanya bagai Kuntilanak.
Seragam pramuka dikenakan Hantu Warsita malam itu. Dress code malam ini adalah ....
atasan cokelat dan bawahan cokelat muda, serta sepatu lars ala anak punk.
di tangannya ia menggenggam sesimpul tali pramuka yang dipergunakan sebagai pecut.
"CTARR!!" pecut hantu Warsita. Tampangnya seperti mau marah.
Asep kembali mengucap mantra, "Mit mit amit dulkemit komat kamit prek cuih!!". Warsita pun berteriak dan terbakar mendengar mantra itu.
Lalu permainan masuk ke Level 2.
Asep memasuki gerbang gelap, ingin hati mengetuk namun diurungkan. Gagang pintu gerbang itu sangat dingin terasa dijemarinya. Terbukalah pintu itu.
Muncul hantu Celia yang siap melontarkan sebuah joke yang garing.
Mantra yang cuman satu2nya dikuasai itu tidak mampu mengusir penampakan hantu celia. "kamu harus bisa menebak joke ini, atau kamu akan terhenti disini", kata hantu celia .
"Bolehkah aku mengambil 'Ask the audience?'" tanyaku polos.
"Tidak, ini hanya satu pertanyaan saja. Lagipula di ruangan ini tidak ada telpon", jawab hantu celia. "klo kamu gagal atau mundur, kamu akan kalah", lanjutnya.
Aku mengangguk terpaksa.
Oke, Pertanyaan nya adalah "Mengapa babi klo jalan menunduk", Hantu celia bersemangat melontarkan jokes andalannya.
"Errrr... karena dia malu tampangnya mirip babi?" jawabku lantang-lantang-ragu.
"Arrghhh .. kenapa kamu bisa tau jawabannya. padahal itu adalah pertanyaan tersulit di dunia akhirat", Hantu celia meratap tidak jelas.
"Kini giliranku bertanya," kataku. "Kamu akan mati kalau tidak bisa menjawab ini. Kenapa Supergirl celana dalamnya merah?" tanyaku.
"Mungkin sedang menstruasi" Jawab hantu celia. "Tapi kenapa kamu bisa tau, kamu mengintip ya", selidik hantu celia.
Aku tidak percaya Hantu Celia sepandai itu. Maka aku berbohong. "Jawabannya adalah karena celana dalam yang krem sedang dicuci," kataku.
"Kamu pasti berbohong, setauku supergirl tidak punya celana dalam warna krem. Dia cuman punya putih, biru dan pink. semuanya berenda", Celia tidak terima disalahkan.
Aku panik. Aku berpegangan gagang pintu.
"Baiklah karena kamu berbohong, Maka jawabanmu yang tadi hangus. Aku memberikan tebakan lagi, Jika jawaban benar, kamu boleh lewat, sekaligus aku aku menjadi pengawalmu", tutur hantu celia.
Aku semakin panik. Lalu aku lari. Sambil membawa gagang pintu.
Ternyata pintunya berat sekali. Mungkin karena terbuat dari kayu jati. Aku lari terengah-engah. Jatuh bangun tak keruan. Hantu Celia mengejarku.
Kamu tidak akan bisa lari dari ruangan ini. Sebaiknya kau jawab saja tebakanku ini. "apakah kami pernah pergi ke dugem ?", tanya hantu celia.
Asep mencoba mantra ajian semar mendhem nggolek golok. "Geeeeeeerrrrrr Paak Pookk Le' Tak Golek' Golook, Modiaarr Kowee!!!". Hantu Celia pun seketika hangus, bahkan sampai menghabisi hantu-hantu lainnya.
Asep girang bukan kepalang. Ajian andalannya itu ternyata masih mempan dipakai meskipun untuk mendapatkannya dulu ia mesti bersedia puasa tujuh hari, tujuh malam.
bersemedi dalam posisi kayang.
Tanpa digethak pun, Asep sudah gemetar. Tapi ....
Asep tidak menyadari waktu permainan di level 2 sudah habis. dia mlongo setelah keluar tulisan "reply - yes/no". dan dibackroundnya ada muka hantu ceila yang sudah siap kembali bertanding.
dengan tak sadar asep pun menekan tulisan yes.
tiba2 saat ingin mengulang pertandingan, lampu mati... selesai.
Asep sebetulnya masih pingin... tapi...
mati lampu.
Asep bergegas menyalakan sentir yang sudah usang.. tapi api menyambar, dan...
muka asep yang hitam makin menggosong karena api menyambar muka jelek itu.
0 comments:
Post a Comment
semoga bermanfaat